Senin, 05 September 2011

FILOSOFI HIDUP DALAM LINGKUP SEDERHANA

Banyak orang bertanya, untuk apa kita hidup?beribu jawaban kita dapat yang kadang membingungkan kita bahkan mengaburkan pandangan awal kita, yang sebenarnya sudah pada jalur yang kita inginkan. Tetapi mungkin karena tekanan keadaan, lingkungan bahkan komunitas tertentu membuat kita membelokkan makna hidup yang sesungguhnya.

                Alangkah beruntungnya kita dilahirkan sebagai seorang muslim dan alangkah bahagianya kita diberikan kesempurnaan akal dan budi sebagai makhlukNya. Mengapa kita harus menangisi hidup yang sebenarnya merupakan ujian dari Allah?Mengapa kita harus bersedih jika kehilangan sesuatu padahal kita tahu bahwa segala yang ada di dunia ini hanya “titipan”. Haruskah kita merebut hak orang lain yang tidak dititipkan Allah kepada kita? “Jika kita ingin menghilangkan kekikiran (kerakusan), maka kita harus memusnahkan ibunya yaitu kemewahan”. Semua orang pasti tahu jawabannya, semua orang pasti tahu mana yang baik dan yang salah tergantung bagaimana orang tersebut menyikapinya, karena pada dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan yang baik.

                Semua orang ingin hidup senang, semua orang tidak ingin berbuat jahat dan semua orang memimpikan kehidupan yang serba sempurna. Lalu bagaimana kesempurnaan hidup bisa tercapai jika kita terlalu banyak mengeluh dan membuang waktu kita hanya untuk meratapi hal-hal yang sebenarnya bisa diselesaikan. Cobalah berpikir realistis dan optimis, karena kita pasti akan giat berusaha apabila kita mempunyai rasa percaya diri terhadap usaha kita. Lalu bagaimana jika gagal?disini kita harus kembali pada kepercayaan yang transenden dimana semua itu adalah rencana Allah yang tidak kita ketahui.

                Realistis dan optimis tidak dapat dipisahkan dalam usaha kita meraih impian kesempurnaan. Kita berusaha dengan segala keterbatasan kita dan berharap semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya walaupun itu kecil dan tampak tidak menguntungkan. Sebagai contoh yaitu apabila kita berdagang dengan modal seratus ribu dan mendapat keuntungan sebesar lima puluh persen tetapi saat itu juga keuntungan tersebut habis untuk menutupi kebutuhan hari itu, apakah itu buruk? Jika kita ambil kasus yang sama tetapi kita mendapat keuntungan sepuluh persen dan bisa kita sisihkan karena modal kita sudah sekalian menutupi kebutuhan hidup hari ini, apakah itu baik? Keduanya tidak ada yang salah dan yang benar karena kebenaran hanya milik Allah dan kesalahan adalah kebodohan manusia. Kant pernah berkata beranilah memakai nalarmu sendiri, maksudnya adalah setiap keadaan yang berhubungan dengan realitas/kenyataan selama masih bisa dijangkau dengan pikiran manusia maka pikirkanlah sendiri sebelum bertindak tanpa harus menjadi plagiator/mengikuti kata orang yang belum tentu baik buat kita karena apa, siapa dan bagaimana kita hanya kita yang tahu bukan orang lain.

                Saya sedih setiap ada orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang tidak beruntung, tentang pekerjaan yang tidak menjanjikan, tentang rumah tangga ataupun tentang masalah-masalah dunia yang lain. Tidakkah mereka sadar bahwa memang hidup itu tidak mudah, tetapi dapatkah terselesaikan hanya dengan mengeluh dan berputus asa. Jawabannya pasti tidak, tidak ada perbuatan yang sia-sia selama berbuat dalam kebaikan. Cobalah untuk merasakan ketenangan jiwa sesaat sebelum terlelap, disitu akan anda temukan suatu ketenangan karena kita melepaskan semua kepenatan yang kita alami seharian. Lalu apa hubungannya dengan ketenangan hidup, ketenangan hidup hampir sama dengan ketenangan yang kita rasakan sebelum terlelap asal kita rela melepaskan segala keinginan yang terlalu berlebihan yang kadang melampaui kemampuan kita. Belajarlah menjadi manusia yang bersahaja, manusia yang matang dalam berpikir, manusia yang selalu bersabar dan manusia yang selalu bersyukur karena ingatlah bahwa iman terletak pada dua bagian, satu bagian terletak pada sabar dan satu bagian lagi terletak pada syukur. 

                Mungkin anda menilai tulisan ini terlalu menggampangkan semua persoalan, mungkin juga anda menganggap sebagai tulisan sampah, tetapi semua itu akan saya terima dengan segala kerendahan hati dan permintaan maaf yang sebesar-besarnya karena saya hanya seorang manusia lemah yang penuh dengan kekurangan dan kebodohan. Penghargaan sebesar-besarnya hanya untuk Muhammad SAW kekasih Allah. Tiadalah sesuatu yang lebih berharga di dunia ini selain cinta kepada Allah dan rasulNya dan tiadalah ketenangan yang hakiki selain selalu dalam ridhoNya. Allah Maha Besar, Maha Segala yang menguasai seluruh alam raya dan seisinya, maka saya hanya dapat menunduk tanpa dapat menengadah sedikitpun karena saya hanya manusia yang tidak tahu apa-apa dan selalu diliputi dosa. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang selalu bertobat, Amin.

·         Allah Ta’ala berfirman : “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al Baqarah : 152)


  • Dari Anas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang baik, maka Ia menyegerakan siksaannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang jahat, maka Ia menangguhkan balasan dosanya sehingga Allah akan menuntutnya pada hari kiamat.”
  • Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Janganlah salah seorang diantara kamu sekalian menginginkan mati karena tertimpa kesulitan. Seandainya terpaksa berbuat demikian, maka ucapkanlah : “Ya Allah, biarkanlah saya hidup apabila hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah saya apabila mati itu lebih baik bagiku.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

“AKU TAU,RIZKIKU TAK MUNGKIN DIAMBIL ORANG LAIN KARENANYA HATIKU TENANG. AKU TAU, AMALKU TAK MUNGKIN DILAKUKAN ORANG LAIN MAKA AKU SIBUKKAN DIRIKU DENGAN BEKERJA DAN BERAMAL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar