Senin, 05 September 2011

HIDUP ADALAH PERJUANGAN, PERJUANGAN BUTUH PENGORBANAN

Lalu bagaimanakah kita harus menyikapi hidup, menurut saya kita harus berusaha menjadi orang yang selalu bersyukur akan segala yang diberikan Allah kepada kita. Kita wajib berusaha dan berkorban untuk mencapai tujuan kita tapi kita hendaklah jangan pernah lupa bahwa disitu ada campur tangan Allah yang selalu menyertai kita. Dengan begitu kita tidak akan pernah menyesal dan berputus asa akan hasil yang kita capai karena Allah lebih tau seberapa mampu kita untuk menjaga dan mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya.

                Dialah Allah yang Maha Besar, Maha Pemberi dan Maha Mengetahui tentang segala sesuatu. Lalu untuk apa lagi kita mengeluh jika kita sudah yakin bahwa Allah Maha Segala yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap semua makhluk-Nya. Mungkin tulisan saya ini dianggap klise dan terlalu umum oleh sebagian orang yang mungkin lebih merasakan pahit getirnya hidup, tetapi yakinlah bahwa tulisan saya ini berdasarkan pencarian dan renungan saya selama bertahun-tahun yang ternyata dari dulu sampai sekarang hanya kalimat-kalimat itulah yang sering menyertai hidup kita yang mengingatkan kita akan segala sesuatu yang sebenarnya juga klise karena kebanyakan orang mengeluh pun tanpa disertai dengan usaha yang keras dan pengorbanan yang cukup dan yang lebih penting semua yang kita usahakan jarang sekali diniatkan karena Allah melainkan karena hal-hal yang tidak seharusnya.

                Sadarlah teman-teman bahwa hidup itu memang tidak mudah tetapi akan terasa nikmat jika selalu bersyukur dan bersabar karena Allah. Tiadalah manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpa mengalami kesusahan dan kesedihan, semua itu adalah hal yang wajar, sewajar kita jika mendapat rejeki yang mungkin kata orang sedikit tapi sesungguhnya mempunyai nilai yang sangat tinggi jika kita cermati.

                Jika saya boleh memilih jalan hidup, saya pasti akan memilih hidup yang berkecukupan dan tidak akan mempertanyakan/mencari kebenaran tentang agama yang saya anut. Tetapi jika hal itu terjadi, saya tidak akan dapat merasakan nikmatnya syukur dan indahnya sabar seperti sekarang. Saya pasti tidak akan mempertanyakan/mencari tahu tentang kebenaran ajaran agama yang saya anut dan mungkin jika hal itu terjadi, saya tidak akan dapat merasakan tingkatan yang lebih tinggi tentang itu. Begitu juga tentang harta, jika saya selalu hidup berkecukupan mungkin saya tidak akan dapat merasakan penderitaan orang yang kurang beruntung, tidak bisa mengerti tentang susahnya bersaing hanya untuk sesuap nasi dan tidak bisa menikmati syukur itu tadi.

                Dari semua yang saya tulis diatas dapat disimpulkan bahwa hidup di dunia ini penuh dengan keinginan yang kadang-kadang melampaui apa yang bisa kita usahakan dan apabila kita bisa melepaskan itu semua dan sadar bahwa semua yang dari Allah pasti akan kembali kepada-Nya maka InsyaAllah hidup kita akan lebih tenang dan berkah. Jika segala yang saya ungkapkan ini benar maka kebenaran itu hanya milik Allah semata tetapi jika ada ungkapan saya yang salah maka itu karena kebodohan saya dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk itu.

“KEINGINAN ADALAH BEBAN, CINTA ADALAH BELENGGU MAKA LEPASKANLAH SEMUANYA AGAR KAU BAHAGIA”


“KEBAHAGIAAN BUKAN TUJUAN HIDUP TETAPI BERBAHAGIA MENJALANI HIDUP MERUPAKAN NIKMAT YANG PATUT KITA SYUKURI”

FILOSOFI HIDUP DALAM LINGKUP SEDERHANA

Banyak orang bertanya, untuk apa kita hidup?beribu jawaban kita dapat yang kadang membingungkan kita bahkan mengaburkan pandangan awal kita, yang sebenarnya sudah pada jalur yang kita inginkan. Tetapi mungkin karena tekanan keadaan, lingkungan bahkan komunitas tertentu membuat kita membelokkan makna hidup yang sesungguhnya.

                Alangkah beruntungnya kita dilahirkan sebagai seorang muslim dan alangkah bahagianya kita diberikan kesempurnaan akal dan budi sebagai makhlukNya. Mengapa kita harus menangisi hidup yang sebenarnya merupakan ujian dari Allah?Mengapa kita harus bersedih jika kehilangan sesuatu padahal kita tahu bahwa segala yang ada di dunia ini hanya “titipan”. Haruskah kita merebut hak orang lain yang tidak dititipkan Allah kepada kita? “Jika kita ingin menghilangkan kekikiran (kerakusan), maka kita harus memusnahkan ibunya yaitu kemewahan”. Semua orang pasti tahu jawabannya, semua orang pasti tahu mana yang baik dan yang salah tergantung bagaimana orang tersebut menyikapinya, karena pada dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan yang baik.

                Semua orang ingin hidup senang, semua orang tidak ingin berbuat jahat dan semua orang memimpikan kehidupan yang serba sempurna. Lalu bagaimana kesempurnaan hidup bisa tercapai jika kita terlalu banyak mengeluh dan membuang waktu kita hanya untuk meratapi hal-hal yang sebenarnya bisa diselesaikan. Cobalah berpikir realistis dan optimis, karena kita pasti akan giat berusaha apabila kita mempunyai rasa percaya diri terhadap usaha kita. Lalu bagaimana jika gagal?disini kita harus kembali pada kepercayaan yang transenden dimana semua itu adalah rencana Allah yang tidak kita ketahui.

                Realistis dan optimis tidak dapat dipisahkan dalam usaha kita meraih impian kesempurnaan. Kita berusaha dengan segala keterbatasan kita dan berharap semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya walaupun itu kecil dan tampak tidak menguntungkan. Sebagai contoh yaitu apabila kita berdagang dengan modal seratus ribu dan mendapat keuntungan sebesar lima puluh persen tetapi saat itu juga keuntungan tersebut habis untuk menutupi kebutuhan hari itu, apakah itu buruk? Jika kita ambil kasus yang sama tetapi kita mendapat keuntungan sepuluh persen dan bisa kita sisihkan karena modal kita sudah sekalian menutupi kebutuhan hidup hari ini, apakah itu baik? Keduanya tidak ada yang salah dan yang benar karena kebenaran hanya milik Allah dan kesalahan adalah kebodohan manusia. Kant pernah berkata beranilah memakai nalarmu sendiri, maksudnya adalah setiap keadaan yang berhubungan dengan realitas/kenyataan selama masih bisa dijangkau dengan pikiran manusia maka pikirkanlah sendiri sebelum bertindak tanpa harus menjadi plagiator/mengikuti kata orang yang belum tentu baik buat kita karena apa, siapa dan bagaimana kita hanya kita yang tahu bukan orang lain.

                Saya sedih setiap ada orang yang mengeluh tentang kehidupannya yang tidak beruntung, tentang pekerjaan yang tidak menjanjikan, tentang rumah tangga ataupun tentang masalah-masalah dunia yang lain. Tidakkah mereka sadar bahwa memang hidup itu tidak mudah, tetapi dapatkah terselesaikan hanya dengan mengeluh dan berputus asa. Jawabannya pasti tidak, tidak ada perbuatan yang sia-sia selama berbuat dalam kebaikan. Cobalah untuk merasakan ketenangan jiwa sesaat sebelum terlelap, disitu akan anda temukan suatu ketenangan karena kita melepaskan semua kepenatan yang kita alami seharian. Lalu apa hubungannya dengan ketenangan hidup, ketenangan hidup hampir sama dengan ketenangan yang kita rasakan sebelum terlelap asal kita rela melepaskan segala keinginan yang terlalu berlebihan yang kadang melampaui kemampuan kita. Belajarlah menjadi manusia yang bersahaja, manusia yang matang dalam berpikir, manusia yang selalu bersabar dan manusia yang selalu bersyukur karena ingatlah bahwa iman terletak pada dua bagian, satu bagian terletak pada sabar dan satu bagian lagi terletak pada syukur. 

                Mungkin anda menilai tulisan ini terlalu menggampangkan semua persoalan, mungkin juga anda menganggap sebagai tulisan sampah, tetapi semua itu akan saya terima dengan segala kerendahan hati dan permintaan maaf yang sebesar-besarnya karena saya hanya seorang manusia lemah yang penuh dengan kekurangan dan kebodohan. Penghargaan sebesar-besarnya hanya untuk Muhammad SAW kekasih Allah. Tiadalah sesuatu yang lebih berharga di dunia ini selain cinta kepada Allah dan rasulNya dan tiadalah ketenangan yang hakiki selain selalu dalam ridhoNya. Allah Maha Besar, Maha Segala yang menguasai seluruh alam raya dan seisinya, maka saya hanya dapat menunduk tanpa dapat menengadah sedikitpun karena saya hanya manusia yang tidak tahu apa-apa dan selalu diliputi dosa. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang selalu bertobat, Amin.

·         Allah Ta’ala berfirman : “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al Baqarah : 152)


  • Dari Anas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang baik, maka Ia menyegerakan siksaannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang jahat, maka Ia menangguhkan balasan dosanya sehingga Allah akan menuntutnya pada hari kiamat.”
  • Dari Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Janganlah salah seorang diantara kamu sekalian menginginkan mati karena tertimpa kesulitan. Seandainya terpaksa berbuat demikian, maka ucapkanlah : “Ya Allah, biarkanlah saya hidup apabila hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah saya apabila mati itu lebih baik bagiku.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

“AKU TAU,RIZKIKU TAK MUNGKIN DIAMBIL ORANG LAIN KARENANYA HATIKU TENANG. AKU TAU, AMALKU TAK MUNGKIN DILAKUKAN ORANG LAIN MAKA AKU SIBUKKAN DIRIKU DENGAN BEKERJA DAN BERAMAL