Senin, 02 Januari 2012

RAKYATKU TERUS MENANGIS

Sudah 60 tahun Indonesia merdeka, tapi hal itu tak mengubah keadaan rakyatku yang terus menderita. Berbagai cobaan datang silih berganti tanpa dapat dihindari, mulai dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, tsunami, krisis BBM sampai dengan harga kebutuhan pokok yang semakin tak terjangkau oleh rakyat jelata. Lalu kemanakah para pemimpin kita yang selalu berjanji untuk mensejahterakan rakyat dalam setiap kampanyenya.
                Mungkin jangkauan mata mereka sudah rabun hingga tak dapat menjangkau seluruh pelosok tanah ini. Ataukah bagi mereka Indonesia itu hanya Pulau Jawa? Tidak bisakah mereka sedikit menoleh ke Pulau-pulau lain yang juga merupakan bagian dari Indonesia. Pulau-pulau di luar Jawa adalah sumber devisa terbesar bagi berlangsungnya pemerintahan yang berpusat di Jawa, tetapi mengapa penduduknya sangat miskin dan alamnya terus dirampas oleh pemerintah pusat, kemana nuranimu sebagai anak bangsa wahai para pemimpin bangsa.
                Lihatlah kami disini wahai para pemimpin yang mengaku adil, kami tinggal di Pulau Kalimantan yang sangat kaya akan bahan tambang tapi tak kau ijinkan sedikitpun kami untuk mengambil apa-apa yang telah dititipkan nenek moyang kami. Kalian terus mengusik kehidupan kami sementara kau hidup bergelimang kemewahan. Mengapa kau selalu menyerukan bahwa kita bersaudara pada saat kau terdesak oleh kepentingan-kepentingan yang melawanmu, tetapi pada saat kami menuntut hak kami sebagai rakyat kau malah menuduh kami pencuri, perampok bahkan aparatmu terus manganiaya kami seakan-akan kami adalah penjahat yang tak layak dimaafkan. Haruskah kami kembali mengangkat senjata melawan orang yang mengaku saudara agar hak kami diperhatikan. Ataukah kau rela mengkhianati perjuangan para pendahulu kita yang telah mempersatukan nusantara demi kepentinganmu dan kelompokmu.
                Jika kau terus tak mendengar suara kami, maka kamipun tak akan mengakuimu sebagai saudara. Ingatlah bahwa darah dan air mata kami sudah mengering untuk membelamu wahai Ibu Pertiwi. Kami bukan akan melawanmu tetapi kami akan melawan anak-anakmu yang tidak tau balas budi. Jakarta bukan satu-satunya kota, Jawa bukan satu-satunya Pulau, Indonesia masih mempunyai ribuan kota dan Pulau yang perlu dibangun dan dilindungi.



Tuhan, dengarlah doa kami rakyat yang menangis
Kami menuntut bukan karena kami rakus ataupun tamak
Kami mengeluh bukan karena kami malas berusaha
Kami hanya menginginkan sedikit hak kami yang terampas
Jangan salahkan kami jika darah kami tak lagi merah
Jangan hukum kami jika harus berlumuran darah
Ingatkanlah mereka yang bergelimang dosa
Ampuni mereka jika mereka bertobat
Tuhan, jika Kau Maha Bijaksana
Timpakan bencana terhadap orang-orang yang nista
Gulunglah mereka dengan permadani biruMu
Tenggelamkan mereka dengan karpet panasMu
Agar mereka sadar bahwa Kau lebih berkuasa daripada mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar